Fakta-fakta Dibalik Teko Listrik yang Perlu Diketahui

Teko listrik yang jumlahnya tidak sedikit beredar luas di masyarakat adalah teko yang terbuat dari bahan plastik dan stainless steel. Adanya teko ini dirasa memberi kemudahan ketika memasak dan memanaskan air. Apalagi untuk orang-orang yang menghuni indekos atau mengontrak rumah.
Di samping mudah untuk dipakai, teko listrik ini juga mempunyai daya listrik yang boleh dikata rendah. 



Sebagai contoh, satu teko listrik yang berbahan plastik cuma membutuhkan listrik sebesar 160 watt. Tetapi, ada pula yang memakan listrik sampai 400 watt untuk merek-merek tertentu. Sedangkan teko berbahan stainless steel membutuhkan listrik sebesar 160 – 360 watt.

Apabila dilihat dari segi harga, teko listrik cukup bersahabat dengan isi kantong. Teko berbahan plastik mempunyai harga berada pada kisaran Rp 25.000 – Rp 40.000. Sedangkan teko berbahan stainless steel dipatok dengan harga yang lebih tinggi, yaitu Rp 40.000 – Rp 200.000. Nah, dengan beragam keunggulan tersebut, siapa juga yang tidak tertarik untuk memilikinya?

Dibalik berbagai kemudahan yang ditawarkannya, ternyata teko ini rupanya mempunyai risiko tersembunyi. Meski teko pemanas listrik aman untuk digunakan, namun teko berbahan plastik memang lebih rentan terhadap bahaya ketimbang teko berbahan stainless steel. Peranti yang telah dijual di pasaran tentunya telah layak pakai cuma kadar bahayanya memang ada namun tiap-tiap bahan mempunyai daya larut tersendiri.

Ketika proses mendidihkan air pada teko plastik, jika suhu telah mencapai suhu tertinggi, maka senyawa dioxin akan keluar dan bercampur dengan air mendidih tersebut. Dioxin terbentuk dari proses pemanasan. Dioxin ini adalah salah satu zat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker. Zat ini akan mengancam kesehatan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu 5 – 10 tahun. Organ tubuh yang diserang adalah paru-paru, liver, darah, syaraf, dan IQ (Intelligence Quotient).

Teko listrik yang telah rusak disarankan untuk tidak diperbaiki. Jika badan teko mengalami kebocoran, Anda jangan memperbaikinya dengan cara disolder. Pasalnya, kandungan senyawa yang dikeluarkan ketika proses penyolderan mengandung bahan logam berat yang sama dengan kandungan logam yang terdapat pada bensin. Pastinya bahan ini adalah berbahaya untuk kesehatan. Oleh sebab itu, disarankan untuk tidak memakai kembali teko listrik yang sudah rusak. Lebih baik untuk membeli yang baru.

Teko berbahan plastik tidak cuma berbahaya dalam hal senyawa yang terkandung di dalamnya. Bahan ini juga menyimpan bahaya tersendiri dari segi keamanan listrik. Jangan biarkan teko bekerja dalam kondisi kosong (tidak terisi air) sebab akan menyebabkan bahaya ledakan dan kebakaran.
Selain itu, bahaya ini bisa pula disebabkan oleh keteledoran ketika proses memasak, contohnya lupa mencabut steker listrik saat air telah mendidih sampai tidak ada lagi air tersisa di dalam teko. Di samping itu, jangan biarkan juga ada genangan air pada saat proses mendidihkan air lantaran genangan air tersebut bisa membuat Anda tersengat aliran listrik.


Comments

Popular posts from this blog

Memilih Kompor Gas Tanam yang Bagus dan Berkualitas

Trik Praktis Membersihkan Beragam Peralatan Dapur